Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2011/04/membuat-readmore-otomatis-di-blog.html#ixzz1ghJyPzUY
CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, 16 Desember 2011

TRAGEDI 10 NOVEMBER

       Tragedi 10 November disebut juga sebagai hari pahlawan. Karena pada hari itu merupakan sejarah perang antara tentara Indonesia dan pasukan Belanda yang disebut juga dengan pertempuran Surabaya. Mengapa di sebut pertempuran Surabaya? Karena pertempuran itu terjadi di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini sebagai perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan slah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol Nasional atas perlawanan Indonesia terhadap Kolonialisme.
Adapun kronologi saat peristiwa terjadinya pertempuran Surabaya ;
  • Ø  Kedatangan Tentara Jepang ke Indonesia
      Tanggal 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian tanggal 8 Maret 1942, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan tanpa syarat tersebut, Indonesia secara resmi diduduki oleh Jepang. 
  • Ø  Proklamasi kemerdekaan Indonesia
     Tiga tahun kemudian, Jepang menyerahkan diri tanpa syarat kepada sekutu setelah dilanjutkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada bulan Agustus 1945. Dalam kekosongan kekuasaan asing tersebut, Soekarno kemudian memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
  • Ø  Kedatangan Tentara Inggris dan Belanda
     Pada tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan nama Blok Sekutu. Selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut. Memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia untuk melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.
  • Ø  Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan , Surabaya
     Munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia. Klimaks gerakan pengibar bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru/Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman colonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjangan no. 65 Surabaya.
  • Ø  Kematian Brigadir Jenderal Mallaby
     Terjadinya bentrokan-bentrokan bersenjata di Surabaya tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.
  • Ø  Perdebatan Tentang Pihak Penyebab Baku Tembak
     Tom Driberg, seorang Anggota Perlemen Inggris dari Partai Buruh Inggris (Labour Party). Pada 20 Februari 1946, dalam perdebatan di Parlemen Inggris (House of Commons) meragukan bahwa baku tembak ini dimulai oleh pasukan pihak Indonesia. Dia menyampaikan bahwa peristiwa baku tembak ini disinyalir kuat timbul karena kesalahpahaman 20 anggota pasukan India pimpinan Mallaby yang memulai baku tembak tersebut tidak mengetahui bahwa gencatan senjata sedang sedang berlaku karena mereka terputus dari kontak dan telekomunikasi. Berikut kutipan dari Tom Dribeg. 
  • Ø  Ultimatum 10 November 1945
     Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya, Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Banyaknya perjuangan yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.

0 komentar: