Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2011/04/membuat-readmore-otomatis-di-blog.html#ixzz1ghJyPzUY
CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 03 Juli 2012

BUDAYA JUJUR KETIKA SUDAH TIDAK ADA MORAL


Mungkin di tullisan kali ini saya akan menceritakan tentang hal-hal yang sudah terjadi dan dirasakan oleh masyarakat banyak termasuk saya. Seperti judul diatas, saya akan sedikit membahas masih perlukah budaya kejujuran di negeri kita yang moralnya sudah berantakan? Ketika korupsi terjadi dimana-mana , dari biroaksi sampai lembaga perwakilan, dari pusat sampai ke desa, dari pejabat sampai ke RT.  Saya menjadi berfikir apakah tidak merugi bila kita bertahan untuk tetap bersikap jujur?
Budaya jujur adalah bawaan lahir setiap manusia. “MANUSIA TETAP MENCINTAI KEJUJURAN WALAUPUN RUSAK AKHLAKNYA”. Seperti contohnya ; penjahat tidak ingin anaknya menjadi seorang penjahat, penipu juga tidak ingin anaknya menjadi seorang penipu, pembunuh juga tidak ingin anaknya menjadi seorang pembunuh, bahkan seorang koruptorpun tidak ingin anaknya menjadi seorang koruptor jjuga. Mereka yang tidak jujur sebenarnya memiliki rasa bersalah, dan akhirnya mereka akan menyalahkan keadaan atas kesalahan yang telah mereka perbuat.
Contonhya ; mereka menyalahkan keadaan karena mereka mempunyai banyak anak, teman-teman mereka yang juga koruptor. Dimana mereka dipaksa untuk berfikir “jik kita tidak korupsi, maka tidak akan langgeng menduduki jabatan, karena jabatan itu menjadi salah satu transaksi korupsi”. Kenapa korupsi merajalela? Karena moral dan kejujuran sudah tidak dibudayakan. Moral dan kejujuran hanya dijadikan sebagai hiasan dan formalitas saja. Nama boleh diawali dengan HJ, KH, DR, SH atau gelar-gelar yang lain yang mencerminkan manusia yang berpendidikan dan mengerti etika-kaidah. Jika sudah berhadapan dengan masalah uang langsung tidak bisa ditoleransi.
Sekilas kejujuran sangat menguntungkan banyak orang, tapi sesungguhnya kejujuran justru awal dari kejatuhan. Tidak saja kejatuhan moral dan integritas, tetapi kejatuhan rohani., bahkan bisa dikatakan kebangkrutan rohani. Nisa dikatan jalan kejujuran itu adalah jalan yang benar, namun jalan yang benar bukan berarti jalan yang lurus tanpa macet seperti tol. Tapi bis jadi jalan yang lurus adalah jalan yang berkelok-kelok, sementara jalan kejujuran mirip dengan jalan pintas tetapi membahayakan. Ketidak jujuran terlihat dari kuar sangat menguntungkan namun jika kita lihat dalamnya sangat merugikan, karena mengorbankan sesuatu yang paling berharga sebagai manusia yaitu “Hati Nurani”.
Orang yang tidak jujur selalu bertentangan dan bertarung dengan dirinya. Oleh karna itu dia tidak akan pernah merasakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Oleh karena itu mari kita membudayakan kejujuran di Negeri kita.

0 komentar: