Mungkin di tullisan kali ini saya
akan menceritakan tentang hal-hal yang sudah terjadi dan dirasakan oleh
masyarakat banyak termasuk saya. Seperti judul diatas, saya akan sedikit
membahas masih perlukah budaya kejujuran di negeri kita yang moralnya sudah
berantakan? Ketika korupsi terjadi dimana-mana , dari biroaksi sampai lembaga
perwakilan, dari pusat sampai ke desa, dari pejabat sampai ke RT. Saya menjadi berfikir apakah tidak merugi
bila kita bertahan untuk tetap bersikap jujur?
Budaya jujur adalah bawaan lahir
setiap manusia. “MANUSIA TETAP MENCINTAI KEJUJURAN WALAUPUN RUSAK AKHLAKNYA”.
Seperti contohnya ; penjahat tidak ingin anaknya menjadi seorang penjahat,
penipu juga tidak ingin anaknya menjadi seorang penipu, pembunuh juga tidak
ingin anaknya menjadi seorang pembunuh, bahkan seorang koruptorpun tidak ingin
anaknya menjadi seorang koruptor jjuga. Mereka yang tidak jujur sebenarnya
memiliki rasa bersalah, dan akhirnya mereka akan menyalahkan keadaan atas
kesalahan yang telah mereka perbuat.
Contonhya ; mereka menyalahkan
keadaan karena mereka mempunyai banyak anak, teman-teman mereka yang juga
koruptor. Dimana mereka dipaksa untuk berfikir “jik kita tidak korupsi, maka
tidak akan langgeng menduduki jabatan, karena jabatan itu menjadi salah satu
transaksi korupsi”. Kenapa korupsi merajalela? Karena moral dan kejujuran sudah
tidak dibudayakan. Moral dan kejujuran hanya dijadikan sebagai hiasan dan
formalitas saja. Nama boleh diawali dengan HJ, KH, DR, SH atau gelar-gelar yang
lain yang mencerminkan manusia yang berpendidikan dan mengerti etika-kaidah.
Jika sudah berhadapan dengan masalah uang langsung tidak bisa ditoleransi.
Sekilas kejujuran sangat
menguntungkan banyak orang, tapi sesungguhnya kejujuran justru awal dari
kejatuhan. Tidak saja kejatuhan moral dan integritas, tetapi kejatuhan rohani.,
bahkan bisa dikatakan kebangkrutan rohani. Nisa dikatan jalan kejujuran itu
adalah jalan yang benar, namun jalan yang benar bukan berarti jalan yang lurus
tanpa macet seperti tol. Tapi bis jadi jalan yang lurus adalah jalan yang
berkelok-kelok, sementara jalan kejujuran mirip dengan jalan pintas tetapi
membahayakan. Ketidak jujuran terlihat dari kuar sangat menguntungkan namun
jika kita lihat dalamnya sangat merugikan, karena mengorbankan sesuatu yang
paling berharga sebagai manusia yaitu “Hati Nurani”.
Orang yang tidak jujur selalu
bertentangan dan bertarung dengan dirinya. Oleh karna itu dia tidak akan pernah
merasakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Oleh karena itu mari kita
membudayakan kejujuran di Negeri kita.
0 komentar:
Posting Komentar